Ada Pesta Seks di Yogya, Begini Analisis Sosiolog
PemainbandarQ |
JAKARTA – Aksi pesta seks melibatkan empat pasangan di sebuah homestay
Jalan Nusa Indah Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta terbongkar
pada Selasa 11 Desember 2018. Pelaku bercinta dengan mempertontonkan
kepada pasangan lain. Bahkan membiarkan istrinya digauli.
Sosiolog dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Sigit Rochadi menganalisa bahwa pesta seks kini sudah dikomersialisasikan. Pencarian keuntungan dari pesta seks tersebut akibat banyaknya orang-orang yang sudah kecanduan menonton film porno.
"Orang ingin menonton dan rela membayar mula-mula hanya penasaran, kemudian menjadi kecanduan," kata Sigit kepada PemainbandarQ, Minggu (16/12/2018).
Menurut Sigit, menonton film porno merupakan cara beberapa orang untuk menyalurkan hasrat seksualnya. Namun, sebagian lagi justru memanfaatkan orang-orang yang kecanduan menonton film porno tersebut.
"Para penonton adalah orang-orang yang biasa menikmati seks di luar
rumah. Mereka juga bagian dari komunitas tersebut," terangnya. Barang bukti pesta seks di Yogyakarta (Krjogja)
Menurut Sigit, kemajuan teknologi sulit yang sulit diantisipasi dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mengedarkan film porno untuk dapat dikonsumsi masyarakat luas, sehingga berdampak negatif seperti munculnya pesta seks yang melawan norma sosial dan agama.
"Dengan kemajuan teknologi dan terutama terus meningkatnya permintaan, industri pornografi terus berkembang," pungkasnya. Sebelumnya, Polda DI Yogyakarta mengamankan 12 orang yang diduga ikut dalam pesta seks. Dua orang sudah dijadikan tersangka yakni berinisial AS dan HK.Polisi menduga AS dan HK mengambil keuntungan dari pesta seks yang diselenggarakannya. Sebab, para penonton yang hadir di homestay itu harus membayar sekira Rp1 juta untuk dapat menyaksikan adegan seks secara langsung. Pelaku juga membiarkan istrinya digauli pria lain yang hadir dalam pesta seks.
Sosiolog dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Sigit Rochadi menganalisa bahwa pesta seks kini sudah dikomersialisasikan. Pencarian keuntungan dari pesta seks tersebut akibat banyaknya orang-orang yang sudah kecanduan menonton film porno.
"Orang ingin menonton dan rela membayar mula-mula hanya penasaran, kemudian menjadi kecanduan," kata Sigit kepada PemainbandarQ, Minggu (16/12/2018).
Menurut Sigit, menonton film porno merupakan cara beberapa orang untuk menyalurkan hasrat seksualnya. Namun, sebagian lagi justru memanfaatkan orang-orang yang kecanduan menonton film porno tersebut.
Menurut Sigit, kemajuan teknologi sulit yang sulit diantisipasi dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mengedarkan film porno untuk dapat dikonsumsi masyarakat luas, sehingga berdampak negatif seperti munculnya pesta seks yang melawan norma sosial dan agama.
"Dengan kemajuan teknologi dan terutama terus meningkatnya permintaan, industri pornografi terus berkembang," pungkasnya. Sebelumnya, Polda DI Yogyakarta mengamankan 12 orang yang diduga ikut dalam pesta seks. Dua orang sudah dijadikan tersangka yakni berinisial AS dan HK.Polisi menduga AS dan HK mengambil keuntungan dari pesta seks yang diselenggarakannya. Sebab, para penonton yang hadir di homestay itu harus membayar sekira Rp1 juta untuk dapat menyaksikan adegan seks secara langsung. Pelaku juga membiarkan istrinya digauli pria lain yang hadir dalam pesta seks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar