Rupiah Kembali Terpuruk ke Level Rp14.612 per USD
PemainbandarQ |
JAKARTA – Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian melemah pada pembukaan perdagangan pagi ini. Rupiah melemah ke level Rp14.600-an per USD.
Dilansir dari Bloomberg Dollar Index, Selasa (11/12/2018) pukul 09.07 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange dibuka semakin melemah 59 poin atau 0,41% ke level Rp14.612 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.605 per USD – Rp14.620 per USD.
Sementara itu, YahooFinance mencatat Rupiah melemah 60 poin atau 0,41% ke Rp14.610 per USD. Dalam pantauan YahooFinance, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.580 per USD – Rp14.615 per USD.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menyatakan, pergerakkan nilai tukar Rupiah dipengaruhi risk-off dan aksi flight to quality yang mewarnai pasar keuangan global. Setidaknya penutupan Rupiah hari ini membaik dari sebelumnya didorong intervensi Bank Sentral dalam bentuk transaksi DNDF (Non-Deliverable Forward).
Namun aktifnya Bank Indonesia intervensi dalam bentuk transaksi DNDF sepanjang sesi perdagangan, Rupiah berhasil di tutup di Rp14.465 (per USD)," jelas dia kepada Okezone.
Dia menjelaskan, risk off di pasar keuangan global terutama dipicu kekhawatiran pasar terhadap kembali meningkatnya tensi sengketa dagang antara AS dan China. Hal ini menyusul ditangkapnya CFO Huawei Techologies, Wanzhou Meng di Kanada yang akan diekstradisi ke AS.
Kekhawatiran pasar tersebut mendorong pelemahan indeks saham global, sementara yield UST berlanjut turun hingga ke 2.83%, jadi level terendah sejak September 2018. Hal ini karena meningkatnya ekspektasi pasar terhadap perlambatan ekonomi AS menyusul rilis data ekonomi AS yang melemah."Kurva imbal hasil (yield curve) di pasar oabligasi AS cenderung inverted, bahkan spread yield obligasi 2 dan 5 tahun sudah negatif," kata dia.
Selain itu, risiko global juga dipengaruhi beberapa data ekonomi AS yang dirilis, mengindikasikan ekonomi AS tidak sesolid tiga bulan sebelumnya. Di mana penyerapan tenaga kerja di bawah ekspektasi, defisit perdagangan melebar menjadi yang terbesar dalam 10 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar